Jumat, 28 Desember 2007

Nikah dan Keluarga Bahagia Sejahtera

Bismillahirrahmanirrahiym...

Mengawali pengamalan nge-blog pertama dengan menuliskan kembali nasehat dan pesan yang disampaikan oleh orang tua dan orang shalih. Selain sebagai upaya digitalisasi catatan yang mulai usang, juga sebagai bentuk instropeksi diri dan pembelajaran bersama dimana masukan, kritik, dan saran dari ikhwafillah sekalian sangat diharapkan.

Blog ini saya awali dengan menuliskan nasehat orang tua dan mertua disaat pernikahan saya (akad nikah 15 Desember 2007). Secara umum nasehat dan pesan seputar kehidupan berkeluarga selalu diberikan pada kami dari dulu hingga sekarang. Tapi waktu itu ba'da Isya' tanggal 28 Desember 2007 secara khusus bapak memberikan nasehat sebelum melepas kami kembali hijrah memulai kehidupan yang baru. Berikut nasehat beliau yang sempat saya catat:

Nikah & Keluarga Bahagia Sejahtera

Ketika membicarakan nikah, seringkali orang mendo'akan: "semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warohmah". Perlu diketahui apa maksud dari istilah tersebut:
  • Sakinah: berarti aman dan damai. Keluarga diharapkan menjadi satu tempat yang terasa aman dan damai bagi seluruh anggotanya.
  • Mawaddah: cinta kasih. Kehidupan keluarga senantiasa dilingkupi rasa cinta dan kasih.
  • Rohmah: kasih sayang. Kasih sayang senantiasa menghiasi kehidupan berkeluarga, tidak hanya dalam periode-periode awal saja, namun selamanya.

Kenapa kita menikah dengan pasangan kita?
Karena sudah dijodohkan dan dipertemukan oleh Allah SWT. Tidak ada paksaan, semuanya adalah pilihan kita sendiri. Sehingga harus konsekuen dengan apa yang sudah diputuskan.

Jangan menjadikan nikah hanya sebatas ritual semata. Nikah adalah ibadah. Niatkan menikah sebagai  bentuk ibadah dalam melaksanakan sunnah Rasulullah SAW.

Apa tujuan dari pernikahan?
Tujuan dari pernikahan adalah untuk mencari kebahagiaan dunia dan akhirat. Layaknya sebuah perjalanan, untuk mencapai kebahagiaan diperlukan bekal yang cukup. Dimana ketaqwaan menjadi bekal utamanya, dengan segala implementasi dan konsekuensinya.
  • Implementasi yang dimaksud adalah segala bentuk tindakan menunjukkan orang yang bertaqwa.
  • Konsekuensi yang harus diemban adalah pernikahan dan segala bentuk rangkaian kehidupan setelahnya harus dilakukan / dijalani dengan ikhlas.

Apa esensi nikah?
1. Nikah sebagai gerbang pembeda
Sederhananya status yang disandang berbeda dari sebelumnya (single vs married). Lebih lanjut, menikah membedakan apa-apa yang sebelumnya diharamkan, menjadi halal. Menikah juga menjadi penyempurna iman seseorang.

2. Nikah sebagai awal...
Pernikahan adalah awal dalam memahami karakter dari pasangan yang sebenarnya.
Pernikahan adalah awal pengorbanan. Pengorbanan pada diri sendiri demi untuk pasangan.
Pernikahan adalah awal untuk merancang masa depan, merancang tempat tinggal. Hendaknya membangun tempat tinggal di lingkungan yang baik-baik, terutama lingkungan muslim.

3. Nikah sebagai gerbang memasuki dunia yang belum dikenal
Menikah berarti memulai hidup baru, memulai menentukan langkah, tidak tahu apa yang akan terjadi. Karenanya harus banyak belajar dari orang-orang yang sukses dalam membina keluarga. Mempelajari bagaimana Rasulullah SAW dalam membina keluarga.

Dengan terus belajar, ikhlas, berkorban, dan saling memahami antar pasangan diharapkan tercapai keluarga yang sakinah. Bagaimana keluarga sakinah itu? Berikut adalah ciri-ciri keluarga sakinah:
1. Nuansa kehidupan keluarga menunjukkan keluarga Islami
Keseharian ditunjukkan dalam nuansa Islami, melalui cara berpakaian, bersikap, berbicara. Hidup bertetangga, saling tegur sapa, dan mengucap salam "Assalamu'alaikum..."

2. Ekonomi keluarga cukup
Cukup dalam memenuhi kebutuhan primer, tidak terlihat kaya, bersahaja, dan sederhana.

3. Rezeki yang diperoleh berasal dari sumber yang halal
Tidak mencari rezeki dari hal-hal yang bersifat subhat (tidak jelas halal / haram) apalagi mencari rezeki yang haram. Yang dicari dari rezeki dan makanan adalah barokah.

4. Membangun tempat tinggal di lingkungan yang baik

5. Sering silaturrahim berdua
Silaturrahim mengunjungi orang-orang shalih, menghadiri majelis-majelis ta'lim, dan sholat berjama'ah di masjid.

6. Jangan sampai rumah sepi dari sholat sunnah dan bacaan Al-qur'an

7. Menghargai kekurangan dan kelebihan masing-masing
Setiap kekurangan dapat diambil hikmahnya bagi orang-orang yang berfikir.

8. Mengatasi masalah keluarga tanpa melibatkan orang lain

9. Menggunakan akal fikiran sehat untuk mengatasi masalah, tidak bersifat emosional

10. Senantiasa mensyukuri apa yang diberikan oleh Allah SWT
Wujud syukur tidak hanya berupa ucapan, tapi dengan mengamalkan sesuai pemberian dari Allah SWT:
Rezeki: amalkan besarnya sesuai dengan apa yang didapat
Kesehatan: memperbanyak ibadah
Ilmu: amalkan ilmu, niscaya berkembang
...

Alhamdulillah... akhirnya siap di-publish, semoga tulisan pertama ini bermanfaat.

1 komentar:

  1. Hm..iya..wejangan yg sangat berguna dari ayahanda.. matur nuwun nggih bapak.. :-)

    BalasHapus