Bismillahirrahmanirrahiym...
Melanjutkan
program digitalisasi catatan, kali ini dengan menuliskan pengalaman saat masih
tinggal di Kuta. Tulisan ini adalah sekelumit catatan saat mengikuti pengajian
di masjid Nurul Huda (patung kuda). Yang menjadikan pengajian ini istimewa
karena dibimbing oleh ustadz Mizan. Pimpinan salah satu pondok pesantren di
Lombok, yang datang ke Bali disaat-saat tertentu saja.
Lebih
lanjut mengenai ustadz Mizan, beliau adalah lulusan terbaik diangkatannya saat
menimba ilmu di Madinah. Tutur bahasanya santun, lembut, namun penuh ketegasan.
Saat menjadi imam, beliau tidak akan memulai sholat sebelum memastikan semua shaf sudah sempurna (lurus - tungkai tepat didepan garis, telapak
kaki tidak seperti huruf v, rapat - pundak
saling bersentuhan, mata kaki terlihat
- tidak tertutup celana/sarung). Bukan hanya shaf terdepan saja yang diperiksa,
namun berkeliling menginspeksi seluruh shaf yang ada. Bacaan qur’an-nya syahdu,
membuat hati bergetar, jiwa menjadi tenang. Berikut adalah tausyiah yang beliau sampaikan.