Minggu, 28 Juli 2013

Seorang Ksatria Pantang Meneteskan Air Mata!

Bismillahirrahmanirrahiym...

Yeach... semboyan itulah yang aku anut semenjak baligh. Bagiku air mata berarti kelemahan atau keputusasaan. Pantang bagiku, walau setetes!
...

Malam ini setelah berbuka, istri menunjukkan SMS dari mbak Reni, pengasuh anak-anak. Isinya cerita atau laporan kondisi anak-anak di Ponorogo. Dalam beberapa minggu ini memang kami terpisah dengan anak-anak. Sengaja melatih mereka untuk membiasakan diri tanpa kami, sebagai persiapan insya Allah tahun ini berangkat haji.

Biasanya isi SMS atau telepon menceritakan keceriaan anak-anak setelah mandi, makan, atau pergi jalan-jalan dengan akung. Kali ini berbeda... si mbak mengatakan kalau kakak tidak mau telepon maupun menerima telepon dari abi-ummi:

Kakak (K): "Kakak tidak mau telepon abi-ummi ..."
Mbak (M): "Kenapa?"
K: "Abi-ummi nanti kan pulang sendiri..."
M: "Lhoh kakak gak kangen sama abi-ummi?"
K: "Kakak tidak suka telepon abi-ummi!"
M: "Kenapa?"
K: "Kakak sukanya dipeluk begini..." (sambil memeluk mbak... lalu menangis...)

...

Mbak ikut menangis... ummi menangis... abi...?
 

...

Aku mencoba tegar, menghibur istri dan mengalihkan pembicaraan untuk mencairkan suasana. Mengajaknya makan makanan kesukaannya dan segera mengajak tidur.
Alhamdulillah tidak menunggu lama istri sudah tertidur lelap, semoga bermimpi bertemu anak-anak sebagai obat rindu.
 

...
...

...
 

Akhirnya... inilah kesempatanku untuk meluapkan emosi...
Semboyan diatas tidak berlaku lagi...

Ya... semua berubah semenjak aku menikah... entah mengapa dengan mudahnya aku meneteskan air mata.
Lemah... putus asa...?
Bisa jadi...

Apakah berarti aku tidak bahagia?
Tidak juga... justru aku menemukan kebahagiaan dibalik air mata yang menetes. Orang-orang yang aku cintailah yang membuatku menangis. Menangis karena menyadari betapa berharganya mereka bagiku dan betapa mereka menyayangiku.

Bagaimanapun juga, aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak menunjukkan air mata didepan mereka. Aku takut membuat sedih atau khawatir. Aku ingin selalu menunjukkan bahwa aku bahagia disisi mereka. Dan memang begitulah kenyataannya...


Yogyakarta, 28 Juli 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar