Jumat, 20 September 2013

Tiba-tiba Menjadi Dhuafa…



Bismillahirrahmanirrahiym...

Sejak beberapa hari terakhir banyak pesan singkat yang masuk, memberikan ucapan selamat atau minta do’a. Diantara banyak nomor kontak yang masuk, ada satu kontak yang datangnya dari saudara di Bali. Salah satu nama yang pertama kali kukenal saat awal-awal tinggal di Bali.

Hal ini menjadikan saya teringat akan pengalaman pertama jauh dari keluarga, setelah sebelumnya menghabiskan waktu kuliah di Surabaya. Saat itu masih tinggal sendiri, belum banyak kenal dengan tetangga atau saudara sekitar. Untuk mengisi waktu dan mengobati rindu, membaca Al-qur’an dengan jahr beserta artinya. Mengetahui kebiasaan ini, mas Joni, tetangga sebelah mengajak untuk bergabung dengan pengajiannya di musholla Al-Ikhlas. Pucuk dicinta ulam tiba, segera kusambut tawaran itu dan esoknya bergabung selepas sholat Isya’

Awal pertemuan berangkat nebeng mas Marsutho dan mas Febri, kenalan baru anggota pengajian juga. Pembimbing pengajian adalah ustadz Wahyudi Dwi Sasongko, ustadz muda yang penuh semangat. Disekitarnya sudah duduk melingkar beberapa saudara baru lainnya. Pembahasan waktu itu seputar ibadah wajib bagi umat Islam. Bukan sekedar ibadah ritualnya, tapi dasar ilmu yang perlu diketahui. Berawal dari sini saya jadi tahu sebenarnya banyak kegiatan pengajian yang diadakan hampir seluruh musholla atau masjid sekitar Denpasar-Kuta, setiap Isya’ dan Subuh. Jadinya setiap hari berusaha untuk ikut berjama’ah lanjut mendengarkan tausyiah dari musholla satu ke musholla yang lain, dimana jadwalnya bergantian setiap hari. Alhamdulillah, tidak pernah merasa kesepian lagi

Kebiasaan safari dari satu musholla ke musholla yang lain, mengenalkan saya dengan banyak saudara baru dan tentunya guru-guru baru. Salah satu ustadz muda yang juga penuh semangat adalah ustadz Hero. Salah satu pesan beliau yang selalu saya ingat adalah: “Sebagai umat Islam, jangan dengan mudah berubah menjadi dhuafa. Terutama saat melaksanakan ibadah-ibadah yang membutuhkan biaya. Karena ibadah itu sudah ditentukan waktu dan cara pelaksanaannya.”

Maksud beliau yang saya fahami adalah, bahwa setiap ibadah yang membutuhkan biaya, seperti: zakat, aqiqoh, qurban, atau haji, sudah jelas waktunya. Jadi jika memang berniat untuk melaksanakan, tentunya sudah bisa dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Sehingga tidak ada lagi alasan saat menjelang pelaksanaan ibadah sedang tidak ada biaya… tiba-tiba jadi dhuafa

Pada kesempatan lain, terkait dengan ibadah yang sudah ditentukan waktu dan biayanya, banyak ustadz/guru saya yang mengingatkan akan wajibnya haji. Melalui surat Ali Imran ayat 96-97.

Disaat awal memahaminya, pelajaran-pelajaran itu membuat saya bimbang. Dimana saat awal kerja, saat pertama kalinya menerima gaji. Belum ada tanggungan, punya banyak uang (dibanding pas kuliah ), banyak godaan untuk foya-foya. Ingin rasanya “menikmati masa muda” dengan kesempatan yang ada, tetapi pesan dari guru-guru saya juga menyita perhatian.

Akhirnya, sebelum menuju kesana, saya memutuskan untuk menikah dulu. Salah satu ibadah yang juga selalu diingatkan oleh para guru untuk anak bimbingnya yang masih lajang dan sudah mampu. Setali tiga uang, bapak mertua mendorong kami anak-anaknya untuk segera berhaji. Hal ini memantapkan hati saya untuk segera membuka tabungan haji dan mendapatkan nomor porsi.

Alhamdulillah hari ini kami berdua, saya dan istri, menunggu saat-saat keberangkatan ke embarkasi Surabaya. Insya Allah nanti malam, atau besok tanggal 22 dini hari berangkat ke Surabaya bersama dengan rombongan calon haji kloter 25. Lalu Senin pagi tanggal 23 dijadwalkan terbang ke Madinah. Di Madinah tinggal selama delapan hari, lalu memulai Umroh ke Mekkah sampai puncak pelaksanaan ibadah Haji. Jadwal kembali ke Indonesia adalah tanggal 1 November.

Akhir kata… mohon do’a restu semoga perjalanan dan ibadah dapat dilakukan dengan lancar dan sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Pulang menjadi haji mabrur dan senantiasa istiqomah menjalankan tuntunan. Mohon ma’af atas segala khilaf baik disengaja maupun tidak, begitu juga dengan hutang dan janji yang belum dilunasi. Terima kasih atas bimbingan, pendidikan, dan perhatian selama ini.

Wassalam,
Ponorogo, 21 September 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar