Sabtu, 04 Mei 2013

All Grown Up!



Judul
: All Grown Up!
Tempat
: Denpasar, BMI B.31
Waktu
: 4 Mei 2013

Bismillahirrahmanirrahiym...

Seolah waktu berjalan begitu cepat.
Baru hitungan minggu dan bulan, semua tumbuh dengan pesat. Semoga sesuai dengan harapan dalam waktu 2 bulan lagi sudah bisa menuai hasilnya.

Sebagai gambarannya, berikut ini adalah timeline pertumbuhan dari "anak-anak asuh" yang selalu menyemarakkan suasana pagi dan sore. Saat-saat dimana banyak kuluangkan waktu untuk bercengkerama dengan mereka.

1. Lele (24 Maret 2013)
Sebelumnya, entah sudah berapa bulan umur si gembul gurami menghuni kolam belakang. Dia diasuh sejak ukurannya masih sebesar ibu jari. Karena ukurannya tidak lagi menunjukkan pertumbuhan, maka sudah saatnya digoreng. Alhasil, tanggal 23 Maret segera saja dieksekusi. Terima kasih atas jasa-jasamu ya mbul…

Sebagai gantinya, tanggal 24 Maret, mengadopsi lele dari Ubud. Si hitam yang imut ini ternyata pertumbuhannya cepat sekali. Lihat saja saat ini, baru 6 minggu, ukuran tubuhnya sudah membengkak berkali lipat

Ukuran si imut waktu baru diadopsi:

Ukuran si imut umur 6 minggu:

Hm… terbayang gak saat umurnya 3 bulan? Bisa jadi sewajan penuh

2. Kangkung (Maret 2013)
Pada awalnya tidak terlalu berminat menanam tanaman ini. Hanya saja pertimbangan banyaknya limbah kangkung (akar dan sedikit batang yang tersisa) sisa makanan kelinci yang terbuang. Maka mencoba untuk menanam batang-batang kecil itu. Beberapa coba ditanam ditanah, yang lain ditanam sistem hidroponik (botol dan sterofoam).

Tanaman ini tumbuh relatif cepat dan mudah. Tapi sampai saat ini belum berhasil menikmati hasilnya secara langsung. Karena sudah didahului oleh kelinci-kelinci yang setiap minggu dibebaskan berkeliaran diluar kandang.
Tidak apa-apa, paling tidak setiap minggu bisa menyediakan menu spesial untuk kelinci:


3. Selada air (6 April 2013)
Berawal dari bibit pemberian boss Argo pada tanggal 4 April. Kemudian mulai disemaikan pada tanggal 6 diatas kapas yang dibasahi dengan air kolam.
Pada minggu pertama, bibit sudah terlihat pertumbuhannya, ada akar dan mulai muncul daun. Karena masih khawatir akan kekuatannya, maka baru pindah ke media tanam pada umur 2 minggu (20 April). Pertumbuhan tanaman ini tergolong lambat. 2 minggu kemudian, atau sebulan sejak disemaikan, tidak menampakkan pertumbuhan yang signifikan. Hm... apa ada yang salah ya?

Pertumbuhan daun yang tidak terlalu mencolok: 3 daun pada umur 2 minggu, 5 daun dengan ukuran sedikit lebih lebar pada umur 1 bulan.

Akar yang sangat mungil saat umur 2 minggu, semakin memanjang selaras dengan pertumbuhannya:
4. Okran (6 April 2013)
Mulai disemaikan pada tanggal yang sama dengan selada air, karena bibitnya juga pemberian. Tapi pertumbuhannya terlihat lebih cepat. Tinggi batang dan lebar daunnya menunjukkan perubahan cukup berarti. Meskipun saya belum tahu wujud asli tanaman ini ketika sudah siap konsumsi. Infonya sih, buahnya yang bisa dimanfaatkan.

Berikut adalah pertumbuhan okran pada umur 2 minggu dan 1 bulan:

Dalam waktu yang sama: akar, batang, dan daunnya tumbuh lebih baik:
5. Kelinci (21 April 2013)
Beberapa hari sebelumnya salah satu induk kelinci melahirkan 3 bayi prematur. Tapi terlalu dini dan bentuknya belum sempurna, jadi langsung dikuburkan. Si induk dipisahkan dari pejantan, dirawat dikandang khusus.

Pagi berikutnya induk yang lain melahirkan 4 bayi lucu dan sehat. Awalnya induk yang stress menggigit-gigit tubuh bayi-bayinya sampai berdarah. Suara bayi yang mencicit mengundang perhatian, sehingga segera ketahuan. Bayi dipisahkan dari induknya dan dikumpulkan saat waktunya menyusui, 3x sehari dalam pengawasan. Setelah umur 2 minggu, bayi-bayi itu sudah membuka mata dan mulai makan jerami yang ada dikandangnya. Si induk juga mulai bisa menjadi "ibu" yang baik: menyusui, membersihkan tubuh, dan menjaga anak-anaknya.

Kondisi bayi-bayi kelinci saat baru lahir:

Saat umur 2 minggu mulai membuka mata, dan gerakannya makin lincah:

Ngomong-ngomong… apa sih asyiknya memelihara binatang dan menanam tanaman seperti itu? Bukankah mereka dapat dibeli dengan mudah di pasar-pasar, ngapain repot-repot?

Memang sih…
Tapi ada beberapa hal yang tidak dijual di pasar, yaitu:
-   Pengalaman dan tingkah lucu mereka
Ya, pengalaman inilah yang tidak bisa dibeli. Setiap hari bisa menjumpai cerita-cerita seru seputar perkembangan dan pertumbuhan mereka.
Tingkahnya yang lucu dan menggemaskan menjadi hiburan gratis seluruh keluarga. Kelinci-kelinci akan terus mengunyah, memamerkan pipi-pipinya yang tembem selama kita sodorkan makanan ke mulutnya. Ikan-ikan juga akan terus berebut makan selama kita tebarkan makanan ke kolam. Efek yang ditimbulkan dari suara gemericik dan cipratan air tidak kalah dengan musik untuk terapi psikologis.

-   Sensasi kompetisi
Entah berkompetisi dengan siapa... tapi ada sensasi tersendiri ketika hari ini mendapati perubahan atas pertumbuhan mereka. Ada tantangan untuk melakukan sesuatu yang lebih dan berharap besok mendapati hal yang baru lagi.
Lebih adiktif dibandingkan dengan game strategi jenis apapun

-   Channel TV Alam gratis
Banyak tontonan, hiburan, bahkan interaksi secara langsung dengan bermacam tanaman dan hewan. Meskipun hanya sebatas komunitas kebun, tapi cukup banyak pelajaran yang dapat diraih. Praktek perkenalan dengan alam tidak hanya bisa dinikmati sendiri, namun seluruh anggota keluarga, terutama anak-anak. Dan yang paling penting, tentunya memberikan efek yang jauh lebih baik dibandingkan dengan Channel TV Kartun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar