Bismillahirrahmanirrahiym...
Harap-harap cemas...
Ya, perasaan itulah yang saya alami saat ini. Bagaimana tidak, rakyat kecil yang lemah ini sedang menunggu surat spesial dari bapak Presiden. Menurut bapak-bapak pejabat yang menjadi penyambung lidah rakyat, surat tersebut akan diterbitkan awal Mei ini.
Mengutip tulisan di blog-nya mbak Ulil "Can’t wait the first moment"
Ya, rasa penasaran, rasa gelisah, rasa ingin tahu terus membayang mulai dari bangun tidur sampai menjelang tidur kembali. Terlebih lagi informasi dari Kemenag menyebutkan bahwa tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini semuanya harus beres di-batch pertama, sekitar bulan Mei (sebelumnya bisa sampai batch berikutnya, sekitar setelah Lebaran) Untuk kepastian tanggalnya menunggu Surat Keputusan dari Presiden
Jika tidak beres pada batch pertama maka dianggap mundur tahun depan, 2014.
Hggh... tenggorokan rasanya tercekat, mengingat tahun lalu mendapat kesempatan untuk berangkat tapi karena suatu hal harus mundur tahun ini.
Meskipun sebenarnya setiap kejadian menyimpan banyak hikmah, tapi kalau mundur lagi rasanya gimana gitu...
Karenanya segala sesuatu segera dipersiapkan: mental, fisik, finansial, izin kantor, dokumen, dsb-dsb...
Termasuk persiapan jika sewaktu-waktu dalam bulan ini harus pulang ke Jawa untuk pelunasan maupun membereskan urusan administrasi lainnya. Salah satu persiapan terkait hal ini adalah, perencanaan rute dan waktu pulang kampung. Rencananya lewat darat, lebih hemat (dibanding naik pesawat berlima) sekaligus bisa silaturrahim dengan saudara-saudara sepanjang perjalanan (sekalian berhemat akomodasi dan makan )
Tahap awal perencanaan adalah mendata lokasi, jarak, dan waktu tempuh menuju masjid disepanjang jalur Denpasar-Gilimanuk.
Kenapa?
Karena rencana berangkat dini hari, harapannya sampai pelabuhan masih pagi. Biasanya sepi, sehingga bisa menikmati dan mengagumi tanda-tanda kebesaran Allah serta bermuhasabah betapa lemahnya diri ini.
Konsekuensinya, waktu Subuh diperkirakan masih ditengah perjalanan. Agar tidak terlewat waktu Subuh yang sempit, maka perlu mempersiapkan lokasi pemberhentian yang pas
Nah... berikut adalah daftar masjid yang berada ditepi jalan, sepanjang jalan raya Denpasar – Gilimanuk, berdasarkan info dari mbah Google (silahkan kalau ada info, masukan, atau koreksinya):
Masjid
|
Dari Denpasar*
|
Dari Gilimanuk
| ||
Jarak
|
Waktu**
|
Jarak
|
Waktu**
| |
Al Mubarak
|
125
|
4 jam, 10 menit
|
0
|
0 menit
|
(unknown)
|
115
|
3 jam, 50 menit
|
10
|
20 menit
|
Nurul Yaqin
|
107
|
3 jam, 34 menit
|
18
|
36 menit
|
Nurul Ibad
|
105
|
3 jam, 30 menit
|
20
|
40 menit
|
Ar Rohman
|
103
|
3 jam, 26 menit
|
22
|
44 menit
|
Al Ikhlas
|
102
|
3 jam, 24 menit
|
23
|
46 menit
|
Annur desa Banyubiru
|
100
|
3 jam, 20 menit
|
25
|
50 menit
|
Baitussolihin
|
90
|
3 jam, 0 menit
|
35
|
1 jam, 10 menit
|
Nurut Taqwa
|
74
|
2 jam, 28 menit
|
51
|
1 jam, 42 menit
|
Baitul Amiin
|
73
|
2 jam, 26 menit
|
52
|
1 jam, 44 menit
|
Al Akmal
|
72
|
2 jam, 24 menit
|
53
|
1 jam, 46 menit
|
Nurul Hudha
|
70
|
2 jam, 20 menit
|
55
|
1 jam, 50 menit
|
Misykatul Huda
|
38
|
1 jam, 16 menit
|
87
|
2 jam, 54 menit
|
Ar Rohmat
|
0
|
0 menit
|
125
|
4 jam, 10 menit
|
*) Jl. Buana Raya Denpasar
| ||||
**) Rata-rata jarak 30 km ditempuh dalam waktu 1 jam (children on board)
|
Denpasar, 1 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar