Bismillahirrahmanirrahiym...
Kembali mendapat tugas
keluar kota sendirian. Seperti biasa agar tidak kesepian tidak lupa mengajak
“teman setia”, buku catatan dan pena. Sebenarnya kesempatan seperti ini adalah
kesempatan emas untuk bersosialisasi, bertemu, dan berkenalan dengan orang
baru. Tapi sayang, kebanyakan orang sibuk dengan gadget masing-masing. Begitu
pula aku, setelah beberapa kali memancing percakapan akhirnya sibuk sendiri
corat-coret mengisi kesendirian.
Sendiri… membayangkan diri
seperti elang terbang tinggi di angkasa. Serasa gagah, penuh kuasa, dan mandiri.
Terbang bebas tanpa ada yang bisa menghalangi. Menatap tajam penuh keyakinan
tidak terpengaruh oleh keadaan sekitar.
Elang… burung ini banyak
digunakan sebagai lambang negara atau kesatuan tempur karena identik dengan
kegagahan, kehebatan, atau keperkasaan. Banyak pula motivator yang
menjadikannya sebagai contoh atau media penggugah semangat. Selain itu klub
olahraga juga tidak jarang menggunakannya sebagai lambang kebebasan,
kemenangan, dan semangat tinggi.
Konon katanya: Bapak Proklamator
kita, Bung Karno, dalam pidatonya yang penuh semangat menggambarkan keperkasaan
elang yang terbang sendirian, tidak sebanding dengan bebek yang berjalan beramai-ramai karena
kelemahannya. Bukan tanpa maksud beliau menjadikan elang sebagai pengandaian.
Bisa jadi itu adalah refleksi pemikiran dan cita-cita yang menatap jauh
kedepan. Seperti tatapan elang yang tajam mencari mangsa.
Meskipun sendirian, elang
bukanlah makhluk yang lemah. Justru kesendiriannya itu menunjukkan existensinya
sebagai raja angkasa. Sendiri, menunjukkan kehebatannya yang tiada tanding!
Sebaliknya, bebek, meskipun
berbondong-bondong, beramai-ramai tapi justru lemah, gelisah, menunggu waktu
disambar elang. Besar mulut, tanpa pendirian, hanya ikut-ikutan sudah menjadi
karakteristik makhluk lemah.
A: Sendiri berarti hebat?
B: Tentu saja!
Selain elang, banyak kita
dengar cerita-cerita legenda, atau film fiktif mengenai super hero produksi
Hollywood yang menceritakan tokoh utamanya berjuang sendiri mengalahkan semua
musuhnya. Misal: Bruce Lee, Chuck Norris, Rambo, dsb.
A: Tapi bukankah, jika semua jagoan itu bersatu akan jadi paling hebat?
B: Bisa iya, bisa tidak
A: Kenapa tidak? Bukankah
banyak pula cerita dan film yang menceritakan sekumpulan jagoan yang tak
terkalahkan. Ada the Expendable, the Avenger, Justice League, dsb.
B: Bersatunya orang-orang
hebat akan menghasilkan dua kemungkinan: Perseteruan atau Kerjasama.
#Perseteruan
Jika orang-orang hebat itu
tidak memiliki pemikiran yang sama, saling mengalahkan, dan merasa lebih hebat.
Maka yang terjadi adalah persaingan yang berujung pada bencana. Rasa tidak
percaya, baik pada rekan maupun kemampuan diri sendiri, memicu rasa ingin
menguasai dan diakui sebagai yang terhebat. Bagaimanapun persatuan digalang
pada akhirnya mereka berusaha menjadi, the one, satu yang tertinggi. Berdiri
sendiri diposisi teratas.
#Kerjasama
Orang-orang hebat yang
bersatu, bekerjasama, memiliki pemikiran dan tujuan yang sama bisa menjadi tim
yang kompak dan hebat. Memang kerjasama mereka berlangsung baik dan
menghasilkan tujuan bersama. Tetapi bukankah hal ini jelas-jelas menunjukkan
betapa lemahnya mereka?
Masing-masing dari mereka
tidak bisa sendiri tanpa ada bantuan dan dukungan dari rekannya yang lain.
Saling membutuhkan, tergantung satu sama lain.
Lalu apa bedanya dengan
orang-orang lemah yang bersatu menjadi kuat? Jadi apa istimewanya sekumpulan
orang hebat itu? (jika sama saja dengan orang-orang lemah)
.: Bagiku yang namanya hebat
itu, ya sendiri… SATU diatas
segalanya: tanpa tanding, tiada banding, maha segalanya, tidak butuh bantuan
dari apapun. Justru sebaliknya…. segala sesuatu yang bergantung pada-Nya!
Jakarta, 29 Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar