Minggu, 09 Juni 2013

Mari Sukseskan Program Swasembada Pangan!

Bismillahirrahmanirrahiym...

Malam ini selepas sholat Isya' langsung bleg-seg.. gak ingat lagi urusan dunia. Tidur rasanya nyenyak sekali. Tapi tengah malam terbangun, lihat jam masih pukul 1 WITA alias tepat tengah malam untuk WIB.
Terbangun bukan karena tidak nyaman, tapi badan rasanya segar bugar. Bingung mau apa.. ya nge-blog aja :)

Tema blog kali ini adalah obrolan dengan dik Leli putri mas Pardi. Dia menceritakan kalau bapaknya, mas Pardi, suka berkebun. Yup terlihat dari beragamnya tanaman di taman. Suka beternak dan dulu juga punya kelinci. Yup tadi dengan cekatan kelinci-kelinci diberi makan dan dirawat. Selain itu juga terlihat satu kolam besar yang disekat jadi dua berisi ikan mas.

Yang menjadikan obrolan menarik adalah ketika membahas kerangka besi ditaman depan berbentuk seperti kanopi. Kerangka atau jaring besi berukuran besar, sebesar taman, digunakan sebagai tempat menjalar tanaman anggur. "Kerangka besi itu pemberian dari desa, paklik"

Lhoh kok bisa?
"Iya... setiap warga sini yang punya tanaman anggur diberi kerangka besi secara cuma-cuma"

Lhoh kok bisa?
"Sebagai bentuk dorongan terhadap warga biar mau menanam buah-buahan terutama anggur"

Lhoh (kok bisa) kenapa?
"Hm.. gak tahu ya. Yang pasti setiap kali panen warga mesti menyetor 1kg hasilnya ke desa"

Hm.. simbiosis mutualisme. Warga mendapat dukungan tapi konsekuensinya mesti setor 1kg hasil setiap kali panen. Menurutku fair juga.. program kerja yang bagus.

Masih penasaran dengan hal ini, lalu bertanya pada mas Pardi, apakah memang komoditi buah utama Situbondo adalah anggur?
"Sebenarnya hasil utama warga sini adalah mangga, mangga harum manis. Lihat saja hampir setiap rumah ada pohon mangga"

Benar juga, kulihat beberapa pohon mangga raksasa (tingginya 10m mungkin) berdiri ditaman dan halaman-halaman warga. Tahun lalu saya juga mendapat oleh-oleh sekardus mangga manis-manis.
"Tapi buah mangga sudah diklaim Probolinggo sebagai komoditinya. Padahal secara kuantitas banyak dari sini. Dan bahkan suplainya dari sini"

Hm.. saya hanya manggut-manggut.
"Mangga-mangga disini, meski belum berbuah, pohonnya sudah dikontrak untuk diambil hasilnya"

Hm.. masih manggut-manggut.
"Warga disini tinggal menanam buah, sudah ada yang bakal datang membeli. Kalau mau berusaha bakal dibantu desa kok"

Hm.. berarti dorongan atau dukungan desa agar warganya menanam anggur adalah salah satu upaya untuk menciptakan komoditi baru. Menciptakan sebuah image baru bahwa Situbondo adalah kota penghasil anggur (karena mangga sudah diklaim Probolinggo)

Benar begitu kah?
Entahlah.. yang pasti saya senang dan mendukung program-program pemerintah yang seperti ini. Mendorong warganya untuk melakukan sesuatu, mendorong warganya untuk mandiri, mendorong warganya untuk produktif (bukan konsumtif)

Apapun motif dibalik program ini, menurutku pendekatannya sangat tepat. Dukung warga, dorong warga, bantu warga.. tapi tetap bebankan konsekuensi (setor 1kg) agar warga juga tidak terlena dengan bantuan.

Ayo para pejabat, para pemimpin.. mulai dari pemimpin keluarga, lingkungan RT, desa.. kita dorong warga agar mandiri dan terus berusaha menghasilkan sesuatu dari tanah sendiri, dari hasil keringat sendiri.

Mari sukseskan program SWASEMBADA PANGAN (level keluarga)!

Asembagus, 9 Juni 2013 (dini hari ngancil.. mo tidur lagi, nanti perjalanan masih panjang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar