Alhamdulillah, perjalanan mudik hari ini lancar tanpa hambatan dan sesuai rencana. Awalnya, seperti mudik-mudik sebelumnya, rencana berangkat dini hari agar sampai pelabuhan masih pagi. Biasanya lancar langsung masuk kapal, kalaupun antri tidak terlalu panas. Tapi mempertimbangkan hari ini kakak mau tampil menari di acara pelepasan siswa TK/Playgroup Robbani, maka jadwal mudik mundur setelah acara.
Yap sejak pagi kakak sudah bersemangat: bangun pagi-pagi, segera bersiap, lalu dandan sama ummi. Adik tidak kalah semangatnya: "kakak pentas, adik ke rumah akung Gun!" celutuknya saat minta prioritas untuk didandani. Iya dik.. kakak pentas, tapi adik juga ikut melihat. Nanti semua pulang ke rumah akung Gun. Dengan mata berbinar-binar kedua bocah super ini bersiap-siap penuh semangat.
Ohya, ada yang spesial dengan mudik kali ini. Bukan saja karena kakak tampil menari, tapi Caca-Caca kecil ikut serta.
Caca?
Ya.. anak-anak kelinci lucu yang sudah yatim piatu karena induknya sudah bertransformasi menjadi berbagai olahan kuliner. Perlu waktu lima hari untuk menghabiskan dagingnya dengan bermacam menu.
Anak-anak kelinci yang lebih dewasa sudah berpindah tangan, ikut pembeli.. eh pengasuh yang baru. Untuk Caca cs kebanyakan calon pengasuh khawatir karena usianya masih berkisar 1 bulan, lebih rentan. Lagipula adik masih sayang dengan mereka. Meski waktu itu kakak adik sudah diberitahu jauh hari sebelumnya dan mereka juga menyaksikan langsung proses "transformasi" kelinci menjadi sate gule, tapi tetap adik ingin kelinci-kelinci kecil tetap hidup. Iya dik.. kelinci kecil tidak disembelih tapi kalau ada pengasuh baru akan kita serahkan. Kan kita mau mudik, kasihan kalau ditinggal sendirian.
Dalam perjalanan dua kali beristirahat. Yang pertama di Negara, pas jam makan siang dan sholat Dhuhur. Kelinci kecil juga waktunya istirahat, kasihan terkurung dalam bagasi. Istirahat kedua adalah dalam kapal dan berhenti sejenak di pelabuhan untuk membeli bekal. Sebelumnya adik sempat merengek minta beli jajan. Untungnya sudah hampir sandar, kalau tidak kan mesti beli di kapal dengan harga sudah di mark up.
Perjalanan selanjutnya menuju Situbondo, tepatnya Asembagus. Perkiraan sebelum Maghrib sudah sampai dirumah mas Pardi. Menginap dulu untuk melepas lelah dan silaturrahim.
Jalur yang dilalui setelah pelabuhan juga lancar meski sempat sedikit terhambat dengan adanya beberapa kendaraan besar yang mogok dan beberapa perbaikan jalan. Hm.. hambatan lain yang paling menjengkelkan adalah kendaraan-kendaraan yang seenaknya sendiri main serobot, terutama bis besar. Mentang-mentang setiap hari lewat situ dan badannya bongsor main paksa mobil lain untuk minggir. Gak perduli mobil satu arah maupun berlawanan arah. Rambu-rambu lalu lintas mah.. peduli setan, mau tikungan, mau tanjakan.. mau menyalip ya sikat aja. Huff.. yawislah yang waras ngalah, lagipula kita lagi rekreasi jalan-jalan menikmati pemandangan alam dan satwa yang banyak melintas. Gak kebelet seperti sopir yang ugal-ugalan. Kasihan.. dulu waktu kecil mungkin gak sempat main game balap di Sega atau PS.
Akhirnya sesuai dengan perkiraan bisa sampai Asembagus jauh sebelum Maghrib. Yang pertama dilakukan adalah mengeluarkan kelinci-kelinci ke taman lalu memberinya makan. Mas Pardi mengambil beberapa macam daun dari tanaman buah-buahan di taman, dengan lahap kelinci-kelinci menghabiskannya dalam sekejab.
Sambil melepas lelah kami mengobrol di teras, tempat favorit, yang luas dan segar sambil menyaksikan Caca melahap makanannya. Sampai akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu tiba.. makan malam :)
Setiap kali mampir kami selalu mendapat sajian khas Situbondo atau masakan ala Madura, asal istri mas Pardi. Hidangannya biasa saja, masakan rumahan. Tapi rasanya.. mak nyus! Saya selalu nambah, hehe..
Alhasil malam ini kenyang sekali. Ngobrol setelah makan serasa dalam buaian. Kembali duduk-duduk diteras, dihiasi lampu yang menyorot remang-remang aneka tanaman ditaman, dilengkapi angin sepoi-sepoi.. amboiii...
Segera sholat Isya' lalu tidur nyenyak..
Asembagus, 8 Juni 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar